LHOKSEUMAWE – DPRK Lhokseumawe telah mengelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Pema Global Energy (PGE) untuk mencari solusi permasalahan genangan banjir di Gampong Seuneubok, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, yang disebabkan operasional perusahaan tersebut di lokasi tersebut.
Pertemuan dipimpin langsung Ketua Komisi C DPRK Lhokseumawe, Said Fachri berlangsung di aula DPRK setempat Kamis 23 Januari 2025, didampingi anggota Komisi , masing-masing Wardatul Jannah, Puteh, Andar Asma dan Yusuf A.
Said Fakcri, menerangkan hasil RDP pihak PGE berkomitmen segera mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan persoalan dengan memperbaiki saluran tersumbat di Gampong yang langsung berbatasan dengan Aceh Utara tersebut.
Katanya, PGE menyampaikan empat komitmen utama yang akan direalisasi bertahap yaitu , memperbaiki saluran air tersumbat penyebab banjir di Gampong Seuneubok sebagai prioritas pertama, pekerjaan akan dilakukan segera setelah ada kesempatan. Kemudian akan memenuhi tuntutan masyarakat soal ganti rugi kebun yang terdampak banjir akibat operasional perusahaan.
Selanjutnya PGE juga berkomitmen memperbaiki jalan line pipa yang melintasi wilayah Kota Lhokseumawe. berkoordinasi dengan pemerintah Kota Lhokseumawe dan perusahaan juga meminta pihak desa, camat, dan Pemerintah Kota Lhokseumawe memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi PGE selama bekerja di lapangan.
“Pihak PGE berharap dukungan masyarakat dan pemerintah untuk memastikan kelancaran pekerjaan di lapangan, dan sudah saya tegaskan DPRK Lhokseumawe akan terus memantau pelaksanaan komitmen ini, maka saya berharap kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan PGE ,”terang Said.
Sebelumnya komisi C bersama Camat Blang Mangat yang juga didampingi anggota DPRK Lhokseumawe DP Blang Mangat Fauzan telah menunjungi lokasi genangan banjir yang disebabkan sumbatan saluran karena pipa milik PT Pema Global Energi (PGE) di Kawasan Gampong Seuneubok, Kecamatan Blang Mangat. Kota Lhokseumawe.
Temuan di lokasi, sepanjang pipa gas yang ditanam di jalur jalan line, saat ini kondisinya sudah ditumbuhi semak belukar, bahkan sebagian lokasi justru menimbulkan penyumbatan parit, alhasil air parit tidak mengalir lancar dan lebih banyak menggenangi kawasan tanaman palawija milik petani.
Jika kondisi penghujan, parit tidak mampu lagi menampung debit air, karena tersumbat oleh sampah, sementara warga tidak berani membersihkan parit. Karena ada saluran pipa gas, dampaknya air menggenangi lahan pertanian milik warga, begitu juga rumah penduduk.
Masyarakat Seunebok dihantui rasa takut jika sewaktu-waktu terjadi kebocoran gas disisi lain masyarakat menggantungkan hidupdari hasil pertanian y di lintasan dekat saluran pipa gas.
Sebelumnya, Camat Blang Mangat Safriadi mengaku telah tiga kali menyurati manajemen PT PGE terkait keluhan warga itu.
Pertama dikirim pada tanggal 4 Desember 2024, isinya tentang keluhan warga masyarakat Seunebok terkait kerusakan pipa gas, lalu pada 31 Desember 2024 dan terakhir di bulan Januari 2025.
“Surat ketiga baru ada respon , mereka ke lokasi pada 15 Januari 2025,” jelas Safri sembari mengatakan bila tak diatasi wara akan unjukrasa.