/

OPINI: Mendidik Pemilih Berintegritas Secercah Catatan Demokrasi

Oleh Furqan Raka : kata-kata integritas sering diucapkan oleh kalangan intelektual dan kadang-kadang sering tidak dipahami oleh masyarakat awam dan secara umum kurang mengerti.

Secara harfiah kata Berintegritas diartikan sebagai konsisten atau sejalan atau teguh “antara ucapan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari”.

Hal ini menjadi satu tantangan bagi masyarakat yang muslim yang beriman kepada Allah SWT sedianya selalu menjaga mata hati dan telinga untuk berbuat jujur, baik, dan patuh pada ajaran agama serta tunduk pada perintah Allah dalam menjalani hidupnya.

Sebagaimana di maklumi tidak lama lagi Rakyat Indonesia akan memilih Presiden dan Wapres sebagai pemimpinya, serta memilih anggota DPR RI , DPD RI, DPRA dan DPRK sebagai wakilnya di parlemen, tepatnya pada hari Rabu 14 Februari 2024 yang akan datang. Dan hari itu merupakan jadi penentu sejarah baru pemerintah Indonesia.

Hampir dua bulan lalu para calon telah datang menghampiri masyarakat mengajak agar memilihnya sebagai wakilnya. Ada sebagian calon datang dengan membawa janji program setelah terpilih dan tidak sedikit membawa janji uang agar memilihnya.

Hal yang kita sebut terakhir ini yg menjadi tantangan sendiri bagi setiap caleg untuk mampu mengedukasi atau mendidik pemilih agar tidak terjebak politik uang.

Karena caleg adalah calon orang terhormat dan jika terpilih disebut anggota dewan yang terhormat, karena itu menjaga dan memelihara kehormatan dimulai dari pencalonan dengan niat bersih dan suci dengan menghindari Praktek tercela yang dapat meracuni masyarakat dengan Praktek uang yang melanggar ketentuan agama dan negara.

Di sini dibutuhkan keluhuran Budi para caleg dan menghindari perbuatan yang dapat menggiring pola pikir masyarakat terjebak kedalam politik uang, sehingga ketika memilih tanpa memandang lagi siapa orangnya serta darimana latar belakang Asal usul calon DPRK dan DPRA yang dipilih karena pola pikir masyarakat yang penting Hepeng (uang).

Karena itu kalau menghendaki politik yang bersih harus dimulai oleh caleg yang berintegritas, tidak takut kalah tapi menepati janji kalau terpilih yaitu tujuan menjadi pemimpin dan caleg benar benar untuk mengabdi kepada masyarakat dan negara berlandaskan syariat agama.

Bagikan

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TINGGALKAN BALASAN

INDEKS

REKOMENDASI

Terpopuler

1
2
3
4
5

OPINI: Mendidik Pemilih Berintegritas Secercah Catatan Demokrasi

Oleh Furqan Raka : kata-kata integritas sering diucapkan oleh kalangan intelektual dan kadang-kadang sering tidak dipahami oleh masyarakat awam dan secara umum kurang mengerti.

Secara harfiah kata Berintegritas diartikan sebagai konsisten atau sejalan atau teguh “antara ucapan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari”.

Hal ini menjadi satu tantangan bagi masyarakat yang muslim yang beriman kepada Allah SWT sedianya selalu menjaga mata hati dan telinga untuk berbuat jujur, baik, dan patuh pada ajaran agama serta tunduk pada perintah Allah dalam menjalani hidupnya.

Sebagaimana di maklumi tidak lama lagi Rakyat Indonesia akan memilih Presiden dan Wapres sebagai pemimpinya, serta memilih anggota DPR RI , DPD RI, DPRA dan DPRK sebagai wakilnya di parlemen, tepatnya pada hari Rabu 14 Februari 2024 yang akan datang. Dan hari itu merupakan jadi penentu sejarah baru pemerintah Indonesia.

Hampir dua bulan lalu para calon telah datang menghampiri masyarakat mengajak agar memilihnya sebagai wakilnya. Ada sebagian calon datang dengan membawa janji program setelah terpilih dan tidak sedikit membawa janji uang agar memilihnya.

Hal yang kita sebut terakhir ini yg menjadi tantangan sendiri bagi setiap caleg untuk mampu mengedukasi atau mendidik pemilih agar tidak terjebak politik uang.

Karena caleg adalah calon orang terhormat dan jika terpilih disebut anggota dewan yang terhormat, karena itu menjaga dan memelihara kehormatan dimulai dari pencalonan dengan niat bersih dan suci dengan menghindari Praktek tercela yang dapat meracuni masyarakat dengan Praktek uang yang melanggar ketentuan agama dan negara.

Di sini dibutuhkan keluhuran Budi para caleg dan menghindari perbuatan yang dapat menggiring pola pikir masyarakat terjebak kedalam politik uang, sehingga ketika memilih tanpa memandang lagi siapa orangnya serta darimana latar belakang Asal usul calon DPRK dan DPRA yang dipilih karena pola pikir masyarakat yang penting Hepeng (uang).

Karena itu kalau menghendaki politik yang bersih harus dimulai oleh caleg yang berintegritas, tidak takut kalah tapi menepati janji kalau terpilih yaitu tujuan menjadi pemimpin dan caleg benar benar untuk mengabdi kepada masyarakat dan negara berlandaskan syariat agama.

Tag

Bagikan :

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TINGGALKAN BALASAN

REKOMENDASI

Terpopuler

1
2
3
4
5