Lhokseumawe – Rumah toko (ruko) yang dijadikan usaha budidaya sarang burung walet di Kota Lhokseumawe kian menjamur. Tak ayal, kondisi ini dianggap memperburuk wajah kota Lhokseumawe. Lantaran keberadaannya merusak estetika tata kota.
Informasi diperoleh Kontras.net dari
Sekretaris Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Dhiyauddin mengaku ada 56 titik lokasi penangkaran burung walet ilegal di Kota Lhokseumawe.
Dikatakan Dhiyaddin, Pemerintah Kota Lhokseumawe belum pernah mengeluarkan izin terkait usaha budidaya sarang walet, dengan itu pihaknya sudah melakukan penertiban memberi waktu satu minggu
kepada puluhan pemilik penangkaran burung walet ilegal untuk membongkar sendiri usaha mereka karena dinilai sangat meresahkan warga setempat.
“Surat teguran sudah diberikan, didalam surat tersebut, berisikan bahwasanya apabila tidak ada surat izin usaha, maka segera menutupnya,” kata Dhiyauddin, Rabu, 24 Mei 2023 kemarin.
Pantauan Kontras.net, pada Minggu 28 Mei 2023, para pengusaha penangkaran burung walet ilegal di Kota Lhokseumawe belum mengindahkan himbauan atau teguran dari petugas Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, polusi suara dari kaset yang tujuannya untuk menarik minat datangnya walet ke sarang buatan masih dihidupkan, hal tersebut menimbulkan suara berisik, khususnya di saat magrib Azan dikumandang.
Berikut 10 Dampak Burung Walet untuk Lingkungan dan Kesehatan.
Seperti dilansi dari arenahewan.com
1. Bising
Rumah sarang hewan burung walet yang bisa kita lihat sangat menimbulkan kebisingan. Burung dengan jumlah banyak, dapat menimbulkan suara riuh. Itu kan juga gangguan terhadap kesehatan. kebisingan oleh suara pemanggil hewan burung walet yang bunyi hingga 24 jam, tentu sangat mengganggu tetangga. Terlebih ketika sarang hewan burung walet tersebut berada pada wilayah yang padat penduduk, tentu sangat mengganggu suaranya. (Baca Juga: Cara Penangkaran Sarang Burung Walet)
Suara hewan burung walet hampir dimanapun terdengar, semua berlomba membunyikan sound systemnya dengan keras dengan harapan mampu memanggil hewan burung walet yang banyak. Tanpa peduli dengan tetangga yang berada di kiri dan kanan. Tanpa peduli waktu ibadah. Tanpa peduli jam tidur malam. Yang penting hewan burung walet datang.
2. Kotorannya menimbulkan kuman
Tidak hanya itu, kotoran hewan hewan burung waletpun, kalau sudah kering dapat menimbulkan kuman. Selanjutnya kuman dapat mengganggu kesehatan warga dan lingkungan, banyaknya hewan hewan burung walet yang berkeliaran dipemukiman warga dan membuang kotoran sembarangan.
4. Menjadi sumber penyakit
Limbah hewan burung walet, tentu bisa menjadi tempat perkembang biakan penyakit kalau tidak dikelola dengan baik.
5. Menyebabkan lumpuh
Menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mas Nurjitu, hewan burung walet bisa menyebabkan 24 jenis penyakit pada manusia, jika letak kandangnya tidak sesuai dengan aturan. Orang yang terkena virus ini akan merasa pusing, lemas, dan cepat lelah. Penyakit yang ditimbulkan sangat berbahaya jika virus tersebut menyerang syaraf maka orang tersebut bisa lumpuh.
6. Berdampak pada kebersihan air
Jika atap rumah warga sudah dipenuhi kotoran hewan burung walet, akan berdampak buruk kepada penampungan air warga yang terkena kotoran. Jika air itu yang dikonsumsi warga tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber penyakit.
7. Lingkungan terasa sempit
Makin hari makin sesak, sempit dan mencekam. Dengan banyaknya bangunan hewan burung walet yang berkeliaran di depan, kanan, kiri rumah warga.
8. Polusi udara
Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan udara segar tanpa polusi sarang hewan burung walet yang semakin menjamur.
9. Penyebab demam berdarah
Ada bak-bak penampungan pada bangunan tersebut yang tentunya menjadi sasaran empuk nyamuk Aedes Aeghepty. Sehingga sangat rentan dengan ancaman penyakit DBD.
10. Kotoran bertebaran menggangu pemandangan
Belum lagi hewan burung walet belum di ajarin tata krama hingga kotorannya enak saja berjatuhan di atas pemukiman warga.
Kita tahu ini merupakan bisnis halal, tapi bukan berarti bisa gelap mata dan tidak punya hati membangun sembarangan dan tidak pada tempatnya. Lebih lagi dengan kondisi warga sekitar dengan tenaga kesehatan atau dinas terkait sangat kurang, pemerintah seharusnya dapat mengambil kebijakan dari masalah ini. Bagi warga sekitar diharapkan dapat lebih berhati-hati dan merawat akan kebersihan air agar terhindar dari ancaman penyakit yang akan didapat.
Nah, bagi Anda yang eternak burung waalet, usahakan untuk konsultasi dengan dinas kesehatan setempat dan lakukan ternak di area yang jauh dari pemukiman penduduk agar tidak menyebabkan masalah atau penyakt untuk warga dan lingkungan. Semoga bermanfaat.