Kontras.net | Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang semakin dekat, masyarakat Aceh diingatkan untuk lebih kritis dan cerdas dalam memilih calon pemimpin. Banyak calon yang mengandalkan tampang polos dan citra baik untuk meraih simpati rakyat, namun seringkali janji manis mereka tidak berbanding lurus dengan tindakan nyata ketika terpilih.
Ahmad Baiza, Sekretaris Jenderal Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Wilayah Aceh, mengungkapkan pandangannya terkait hal ini. “Pemilihan ini bukan hanya tentang memilih siapa yang tampak baik di permukaan, tetapi tentang memilih pemimpin yang benar-benar memahami kebutuhan rakyat dan berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial,” tegas Ahmad Baiza.
Baiza menyoroti banyaknya calon yang menggunakan penampilan dan retorika populis untuk menarik perhatian pemilih. “Sering kali kita melihat calon-calon yang tampak bersih dan polos, tetapi itu semua hanya permukaan. Masyarakat harus lebih jeli dan tidak terbuai oleh tampilan luar. Kita harus menilai berdasarkan rekam jejak dan komitmen mereka terhadap isu-isu mendasar seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan layanan kesehatan,” tambahnya.
Menurut Baiza, rakyat Aceh harus lebih kritis dalam menyikapi program-program yang ditawarkan oleh para calon. “Banyak program populis yang hanya menjadi alat kampanye tanpa ada rencana implementasi yang jelas. Masyarakat harus bertanya, apakah program-program ini realistis dan dapat diimplementasikan? Apakah calon tersebut memiliki track record yang mendukung janji-janji mereka?” tanya Baiza dengan nada tegas.
Selain itu, Ahmad Baiza menekankan bahwa rakyat Aceh tidak perlu merasa berhutang budi atau balas jasa kepada calon pemimpin mana pun. “Pemilihan ini bukan tentang siapa yang memberi lebih banyak bantuan atau janji-janji palsu. Rakyat harus memilih dengan keyakinan bahwa calon tersebut benar-benar akan membawa perubahan yang baik bagi Aceh ke depannya. Jangan sampai kita memilih karena merasa terhutang budi, tetapi pilihlah berdasarkan visi dan misi yang jelas untuk kemajuan daerah kita,” jelasnya.
Aceh tetap harus menjadi Aceh yang caroeng, kita orang Aceh bukanlah orang bodoh yang harus selalu kena tipu oleh pemimpin di setiap periode, tutupnya.
0