LANGSA, Kontras.net | Perayaan Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-47 yang di laksanakan ini Masjid Babussalam, Kuala Langsa, Langsa Barat, Kota Langsa pada Senin, 4 Desember 2023 dihadiri oleh Gubernur GAM Wilayah Langsa, Ketua KPA Wilayah Langsa, Wakil Ketua KPA Wilayah Langsa, Panglima Daerah dan Panglima Sagoe disekitar Kota Langsa serta dihadiri juga oleh masyarakat setempat berlangsung khidmat.
Pada perayaan Milad GAM ke-47 di Langsa tidak ada pengibaran bendera, hanya sekedar digelar shalawat, bakti sosial, dan donor darah, menyantuni anak yatim sebanyak 250 orang serta juga ada Khanduri.
Ketua KPA Wilayah Langsa, Burhansyah menyampaikan amanat amanat Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar.
Burhansyah yang akrab disapa Polda ini menyampaikan, pada tanggal 4 Desember kembali mengenang sejarah yang berkaitan langsung dengan perjuangan Aceh yang sangatlah panjang hingga pada tahun 2005 dengan satu nota kesepahaman perdamaian pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia atau yang kini dikenal dengan MoU Helsinki.
Kata Burhansyah, pada 47 tahun lalu, dengan penuh pertimbangan sejarah dan aturan-aturan hukum Internasional serta keberanian dan tekad Paduka Wali Nanggroe Almarhum Dr Tengku Tjhik Di Tiro Hasan Ben Muhammad beserta para sahabatnya mendeklarisakan kemerdekaan kembali untuk Aceh di pegunungan Halimon, Pidie. Disanalah, Almarhum Dr Tengku Tjhik Di Tiro Hasan mengibarkan bendera Bintang Bulan sebagai bendera negara Aceh.
“Perjuangan yang dirintisnya, kini sudah memasuki 47 tahun dan telah tercatat berbagai peristiwa yang pernah terjadi sampai tahun 2005 dan hari ini menjadi suatu sejarah baru yang perlu dikembangkan dan diajarkan kepada generasi kita tak boleh berhenti, harus terus bergerak sampai berdampak pada tujuan akhir dari cita-cita perjuangan suci ini,” katanya ketika membaca amanat Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh.
Kata Burhansyah, dengan peran besar seluruh anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) di seluruh Aceh dalam rangka menggalang kolaborasi yang Universal, maka terbentuk rasa kebersamaan di berbagai wilayah dalam menyosong kemenangan. Terlebih lagi, dalam hitungan puluhan hari kedepan akan dihadapi pula tantangan lainnya yaitu Kontestasi Politik untuk pemilihan para anggota legislatif yang diusung oleh Partai Aceh, baik Kabupaten/Kota maupun Aceh.
Selain itu, Partai Aceh juga akan mengusung kandidat baik untuk Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota maupun Gubernur/Wakil Gubernur Aceh.
Dalam momentum ini, sangat diperlukan gagasan dan ide cemerlang dari semua pihak. Dengan begitu, dunia Internasional dan pemerintah bisa melihat apa yang Aceh lakukan hari ini adalah demi hak asasi dan kebebasan dalam mewujudkan pemerintah sendiri (Self Government).
Burhansyah mengatakan, sebagai rakyat Aceh dan para pejuang GAM selalu dirundung rasa keprihatinan, apakah di usia yang memasuki 19 tahun proses perdamaian ini sudah tercapai cita-citanya yang dimaksud dalam butir-butir MoU Helsinki.
“Pada kesempatan milad GAM ke-47 ini, saya tegaskan kepada anggota KPA seluruh Aceh, Kepengurusan Partai Aceh serta seluruh underbow (MUNA, Putroe Aceh, Inong Balee, Muda Seudang Aceh dan JASA) agar tetap menjadi bangsa yang besar yang dapat berdiri sendiri atas dasar tujuan dan cita-cita dari leluhur kita. Kita tidak boleh menjadi bangsa miskin dan bodoh, yang hanya bisa menghabiskan hasil dan kandungan alam secara menyeluruh, kita harus terus belajar dan berjuang,” pungkasnya. ***