Langsa, Kontras.net | Sekretaris Desa (Sekdes) Gampong Teungoh membantah adanya tudingan penyalahgunaan Anggaran Dana Desa (ADD) di Gampong Teungoh Kecamatan Langsa.
“Disebutkan jika stok sembako pada Lumbung Pangan desa setempat dalam keadaan kosong dan penjualannya tidak diketahui oleh Tuha Peut Gampong Teungoh,” kata Sekdes, Muhammad Isa, SH, Senin, 15 Januari 2024.
Namun nyatanya, lanjut Sekdes, menurut data beras pada lumbung pangan Gampong Teungoh telah memasuki belanja periode ke-3 setelah sebelumnya habis terjual pada saat kenaikan harga beras 2023 silam.
“Berdasarkan rincian data dokumentasi, tepat pada pada 09 Januari 2024 Pemerintah Gampong telah kembali mengisi stok sembako pada lumbung pangan,” jelas Sekdes.
Menurutnya, dari data-data tersebut diketahui sangat bertolak belakang dengan keterangan dan informasi yang menyatakan stok sembako lumbung pangan kosong.
“Berkaitan dengan pernyataan penjualan beras tidak diketahui oleh Tuha Peut, itu juga tidak benar, lantaran sekitar 70% penjualan beras pada stok lumbung pangan periode sebelumnya dibeli oleh Sekretaris Tuha Peut,” ungkapnya.
Selain itu, Sekdes menuturkan, jika adanya anggota Tuha Peut yang berhutang belanja beras berbulan-bulan lamanya dan dilunaskan tepat pada minggu pertama Januari 2023 lalu.
Sekdes mengatakan, harus diketahui bahwa penjualan beras tersebut bukan untuk mencari untung, namun pihaknya selalu menjual beras sesuai dengan harga beli awal agar beras tersebut tidak busuk guna pembaruan stok, dikarenakan pemerintah gampong tidak dibenarkan mencari keuntungan secara hukum.
“Disebutkan pula dalam berita itu tidak adanya kordinasi antara Tuha Peut dengan pemerintah desa dalam realisasi anggarannya. Padahal terkait keadaan keuangan penjualan beras telah kami kirimkan catatan rekapitulasi ke Tuha Peut pada awal Januari 2024 untuk menjawab surat permintaan dari mereka,” pungkas Muhammad Isa. *****