Kontras.net – Kualitas pelayanan Rumah Sakit Arun Lhokseumawe dikeluhkan. Salah seorang pasien kangker tulang bernama Muhammad Samin, meninggal pada Sabtu (6/5) kemarin diduga karena tidak ada pelayanan dari dokter spesialis.
Nazaruddin, menantu dari almarhum M, Samin warga Ulee Nyeue, Kecamatan Banda Baro, Kabupaten Aceh Utara, kepada wartawan mengungkapkan, bahwa bapak mertuanya disaat sekarat hingga meregang nyawa tidak ada tindakan apapun dari dokter di RS Arun Lhokseumawe.
“Dari pertama pasien masuk ke RS, pihak dokter yang menangani tidak masuk, padahal penyakit pasien harus di kemotrapi, karena kadar Hemoglobin (HB) sudah rendah, tapi tidak ada tindakan transfusi atau pemasangan selang makan pada pasien, padahal pihak keluarga waktu pertama masuk sudah memberikan informasi kepihak UGD bahwa pasien atas nama Pak M Samin, adalah pasien yang harus kemoterapi (multiple myeloma), tapi tidak ada tindakan,” ujarnya kepada wartawan Kontras.net, Senin (15/5/2023) di salah satu warung kopi di Kecamatan Dewantara.
“Kami dari keluarga almarhum sangat kecewa terhadap pelayanan di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe, selain dokter tidak masuk, fasilitas ruangan untuk pasien juga tidak berfungsi, AC tidak dingin, kami dari keluarga pasien terpaksa harus bawa kipas angin dari rumah,” lanjut Nazar yang juga merupakan ketua KNPI Kecamatan Bandar Baro.
Nazaruddin menegaskan kekecewaan ini diungkapkan semoga menjadi catatan agar Rumah Sakit Arun Lhokseumawe bisa berbenah lebih baik kedepan terkait persoalan pelayanan yang kami nilai buruk.
Direktur Rumah Sakit Arun, dr T Mirzal Safari Saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Selas, 16 Mei 2023, mengatakan pelayanan yang dilakukan RS Arun Lhokseumawe sudah maksimal pasien atas nama M.Samin dirawat di RS arun selama 5 hari ditangani oleh 3 dokter spesialis, termasuk dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis jantung dan dokter spesialis paru. Dari rekam medik telah kita konfirmasi ketiga dokter tersebut masuk setiap hari.
“Pasien mengidap penyakit kanker tulang yang telah dilakukan kemoterapi sebanyak 3 kali dan dirawat di RS Arun karena sesak nafas, gangguan jantung dan ginjal. Dari hasil laboratorium, kadar darah anemia dengan fungsi ginjal buruk, dan dapat menyebabkan gangguan jantung berat bila dilakukan transfusi. Hal ini harus dihindari mengingat kondisi jantung pasien juga bermasalah,” jelas T Mirza.
“Seluruh tindakan medis telah sesuai prosedur dan dilakukan secara maksimal oleh tim medis rumah sakit,” tambanya.