Banda Aceh, Kontras.net | Network for Indonesia Democratic Society (Netfid) Provinsi Aceh resmi terbentuk. Kepengurusan yang di SK-kan pada tanggal 23 Juni 2022 ini, didominasi oleh anak-anak muda diharapkan bisa membawa nuansa baru terhadap pemilu di Aceh.
Ketua Netfid provinsi aceh menyebutkan, Netfid merupakan organisasi yang fokus pada isu-isu demokrasi dan pemilu.
“Netfid hadir demi mendorong terciptanya tatanan dan sistem politik yang baik khususnya penyelenggaraan Pemilu yang berintegritas,” papar Abdul Majid.
Ia menambahkan, Netfid adalah organisasi positif dalam menopang demokrasi di Aceh, setelah hadirnya Nedfit.
“Berbagai soal di aceh dalam penyelenggaraan Pemilu perlu disikapi secara kritis. Hadirnya lembaga demokrasi bertujuan untuk mengambil peran di posisi itu,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Netfid Indonesia Dahlia Umar menegaskan bahwa Netfid hadir sebagai alternatif voice untuk mendorong hadirnya politik substantif.
Perempuan yang pernah terlibat dalam pemantauan Asian Network for Free and Faer Election (ANFREL) itu menyebutkan, Netfid juga akan bersinergi dengan penyelenggara Pemilu.
Sebab menurutnya, Indikator Pemilu yang berintegritas yakni dibangun dari proses pelaksanaan pemilu dan yang bertanggung jawab untuk proses tidak lain yakni penyelenggara Pemilu.
“Kita harus menjadi alternatif voice untuk menyuarakan suara rakyat. Karena harusnya suara rakyat diwakili oleh Partai Politik, lembaga masyarakat lain, namun karena telah banyak yang terkooptasi dengan kekuasaan sehingga berdampak pada tidak terlaksananya substansi politik itu,” papar Dahlia.
Ini dapat dicapai kata Mantan Ketua KPU DKI Jakarta ini, yakni dengan mempersiapkan regenerasi berintegritas sejak dini.
“Mereka harus memiliki moralitas Politik yang baik. Ini yang saya harapkan dibangun oleh Netfid Aceh”.tutupnya.